Pendidikan mempunyai sejarah yang sangat
panjang. Dan mungkin yang terpanjang dalam kehidupan anak manusia. Tiada satu
zamanpun yang luput dari pendidikan, dalam arti mencari ilmu pengetahuan dan
mengembangkannya. Ini akan berlanjut sampai akhir dari kehidupan alam semesta
ini. Kalau ditarik mundur, kita akan dapatkan bahwa pendidikan telah mulai
berproses semenjak Allah Swt. menciptakan manusia pertama “Adam” di surga dimana Allah telah mengajarkan kepada
beliau semua nama-nama yang oleh para Malaikat belum dikenal sama sekali.
Dalam
tinjauan historik, sejarah pendidikan Islam dimulai bersamaan dengan awal
berkembangnya sejarah Islam, yaitu sejak masa Rasulullah Saw. Dalam perjalanan
panjang sejarah Islam, pendidikan Islam juga mengalami berbagai dinamika
pluktuatif seiring dengan pluktuasi sejarah Islam sendiri.[1]
Dinamika sejarah Islam tersebut telah banyak diperiodisasikan oleh para pakar,
diantaranya Prof. Dr. Harun Nasution yang membagi sejarah islam dalam tiga
periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern. Kemudian perinciannya
dapat dibagi menjadi lima masa, yaitu:
1.
Periode pembinaan pendidikan
islam, yang berlangsung pada zaman nabi Muhammad Saw (571-632 M)
2. Periode pertumbuhan pendidikan islam, Masa khalifah yang empat (khulafaur
rasyidin: Abu bakar, Umar, Usman dan Ali di Madinah (632-661M).
3. Periode kejayaan pendidikan islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah
Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu
aqliyah dan timbulnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan
islam. di Damsyik (661-750 M).
4. Periode kemunduran pendidikan islam, yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai
jatuhnya Mesir ketangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi
kebudayaan islam dan berpindah pusat pengembangan kebudayaan ke dunia barat
(750-1250M).
5. Periode
pembaharuan pendidikan islam, yang berlangsung sejak penduduk Mesir oleh
Napoleon sampai masa kini, yang ditandai dengan gejala kebangkitan kembali umat
dan kebudayaan islam. Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di Bagdad tahun
1250 M sampai sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari
sejarah islam,oleh karena itu periodesasi sejarah pendidikan islam terdapat
dalam periode-periode sejarah islam itu senderi. secara garis besar Harun
Nasution membagi sejarah islam kedalam tiga priode,Yaitu : priode klsik,
pertengahan dan modern Kemudian perinciannya dapat di bagi menjadi 5 masa,Yaitu
:[2]
1.
Masa hidupnya nabi Muhammad SAW
(571-632 M)
2.
Masa kholifah yang empat
(Khulafaur Rosyidin,Abu Bakar Uamar, Utsman,Ali :632-661 M)
3.
Masa kekuasaan Umayah di damaskus
(661-750 M)
4.
Masa kekuasaan Abbasiyah di
Baghdad (750-1250 M)
5.
Masa jatuhnya kekuasaan kholifah
di Baghdad tahun 1250 M sampai sekarang.
A.
Pendidikan islam dalam periode
klasik (650-1250 M)[3]
1.
Pendidikan islam dimasa Nabi Muhammad
SAW (571-632 M)
Sejak nabi Muhammad SAW di angkat
menjadi rosul sebagai tanda datangnya islam sampai sekarang telah berjalan
selitar 14 abad lamanya. Harun Nasution membagi sejarah islam berjalan sekitar
14 abad lamanya dalam tiga priode.
a.
Priode klasik antara tahun
650-1250 M
b.
Priode pertengahan antara tahun
1250-1800 M.
c.
Priode modern di mulai sejak tahun
1800 M.
Pendidikan islam mempunyai sejarah
yang panjang di mulai sejak priode klasik. Pendidikan islam pada masa nabi
Muhammad SAW merupakan prototip (Sifat atau model pertama) yang terus menerus
di kembangkan ummat islam untuk kepentingan pendidikan pada zamannya. Nabi
Muhammad SAW melakukan pendidikan islam setelah mendapatkan perintah (wahyu)
dari Allah SWT sebagaimna termaktub di surat Al-Muddastir ayat 1-7, menyeru
yang berarti mengajak, Dan mengajak berarti mendidik, Dan dari wahyu yang
mula-mula turun itu dapat di ambil kesimpulan, Bahwa pendidikan dalam islam
dapat di bagi menjadi empat macam :
a.
Pendidikan keagamaan.
b.
Pendidikan aqliyah dan ilmiyyah.
c.
Pendidikan akhlak dan budi
pekerti.
d.
Pendidikan jasmani.
Pada masa ini pendidikan islam di
artikan pembudayaan ajaran islam yaitu memasukkan ajaran-ajaran islam dan
menjadikan sebagai unsur budaya bangsa arab dan menyatu kedalamnya, dengan
pembudayaan ajaran islam kedalam sistem dan lingkungan budaya bangsa arab
tersebut, Maka terbentuklah system budaya islam dalam lingkungan budaya bangsa
arab.
2.
Pendidikan Islam Di Masa Khulafaur
Risyidin (632-661 M)
Setelah Rosulullah wafat, peradaban
islam memberi contoh bagaimana cara mengendalikan Negara dengan bijaksana dalam
politik yang mengandung hikmah Berfikir, Berhak, Berprilaku yang berbau
kelincahan dan kelicikan.
Setelah Rosulullah wafat
pemerintahan islam di pegang secara bergantian oleh abu bakar, Ummar Bin khatab,
Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Tholib, Pada masa Abu Bakar, Padaal pemerintahan
di guncang oleh para pemberontak dari orang murtad, Orang-orang yang mengaku
Nabi. Dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat, oleh sebab itu Abu Bakar
memusatkan perhatian untuk memerangi pemberontakan-pemberontakan tersebut yang
mana dapat mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah imannya untuk
menyimpang dari islam.
Pada masa kholifah Ummar Bin Khattab,
situasi politik dalam keadaan stabil dan untuk pendidikan, Ummar mengangkat
guru-guru untuk bertugas memajukan isi Al-Qur’an dan ajaran islam kepada
penduduk yang baru masuk islam, Ummar juga memerintahkan panglima untuk
membangun masjid –masjid sebagai tempat ibadah sekaligus sebagai tempat
belajar.
Pada masa ini sudah terdapat
pengajaran bahasa arab dengan itu orang-orang yang baru masuk islam dari daerah
atau wilayah yang lainya harus belajar Bahasa Arab, Jika mereka ingin belajar
dan mendalami pelajaran islam.
Pada masa kholifah Utsman Bin Affan
kedudukan peradaban islam dan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa
sebelumnya. para shabat di perbolehkan meninggalkan madinah untuk mengajarkan
ilmu-ilmu yang di miliki. Proses pendidikan islam pada masa ini sebagian besar
memang di warnai oleh pengajaran/pembudayan dan sunnah ke dalam lingkungan
budaya bangsa –bangsa secara luas pula. Begitu pula dalam pendidikan islam
tidak jauh berbeda di masa nabi Muhammad yang menekankan pada pengajaran baca
tulis dan ajran-ajaran islam oleh perhatian ummat islam terhadap perluasan
wilayah islam dan terjadi pergelokan politik, Khususnya di masa Ali bin abi
Tholib.
3.
Pendidikan islam di masa Muawiyyah,Abbasiyah dan
kekholifahan selanjutnya (661-1250 M)
Dengan berakhirnya masa Khulafaur
Rosyidin mulailah kekuasaan bani Umayyah. Adapun kemajuan pendidikan dan
peradaban Abasiyyah mencapai kemajuan terutama pada kholifah Al-Mahdi (775-785
M) dan puncak kejayaan terutama pada masa kholifah Al-Mahdi dan puncak
popularitasnya baru setelah pemerintah Harun Al-Rosyid (785-809 M) dan di
teruskan putranya Al-Makmun(813-833 M).
Pada masa Muawiyyah ini (dinasti
bani umayyah) Abdul Malik merubah administrasi dan bahasa yunani dan bahasa
pahlawan ke bahasa arab. Pada masa tahun 659 M beliau juga merubah mata uang
bizaintum dan Persia seperti dinar dan dirham dengan memakai kata-kata dan
tulisan arab dinar dibuat daru emas dan dirham dari perak dan di zaman inilah
di mulai adanya ilmu tafsir, Hadist, Feqih, dan ilmu kalam, Yang menjadi pusat
dari kegiatan-kegiatan ilmiah ini adalah kuffah dan basroh di Iraq.
Diantara monument terbaik yang di
tinggalkan zaman ini untuk generasi-generasi selanjutnya adalah kbah Al-Sakhr
(dome of the rock) juga di al quds,Masjid cardova juga di zaman inilah di
bangun dan pada tahun 750 M kekuasaan mereka menurun sehingga akhirnya di
patahkan oleh bani abbas.
Dimasa bani Abbas inilah ilmu
pengetahuan dan filsafat yunani memuncak terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan
Al-Ma’mun. buku tersebut didatangkan dari Bizantium, yang kemudian di
terjemahkan ke dalam bahasa Arab, kegiatan ini berlangsung kira-kira satu abad.
Adapun Bait Al-Hikmah adalah merupakan tempat pusat penterjemah dan juga
akademi yang mempunyai perpustakaan yang didirikan oleh Al-Ma’mun.
Dimasa ini pulalah buat pertama
kalinya dalam sejarah terjadi kontak antara islam dengan kebudayaan barat/
yunani klasik yang terdapat di mesir, Syiria, Mesopotamia dan Persia.
Sebagaimana yang di tekungkan dalam ayat-ayat al-qur’an yang dimana
menganjurkan umat islam supaya menghargai kekuatan akal yang dianugrahkan allah
pada manusia. Dan dari nabi Muhammad SAW supaya umat islam senantiasa mencari
ilmu pengetahuan, Maka kontak dengan kebudayaan barat itu membawa asa yang gilang-gemilang
bagi islam.
Adapun perguruan tinggi yang di
dirikan di zaman ini di antaranya adalah Al-Hikmah di Baghdad dan Al-Azhar
Kairo, yang hingga kini masi harum namanya sebagai Universitas Islam yang
tertinggi di seluruh dunia.
Al-Ma’mun adalah Kholifah yang
banyak jasanya dalam penerjemahan. Ilmuan muslim ini membaca karya yunani
sebagai motivasi untuk menggunakan logika dalam membahas ajaran islam dan
mengembangkan serta menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan yang baru. Untuk
dialektika (cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan) dari Socrates, idealism
ploto dan logika Aristoteles tersebut termasuk berpengaruh terhadap beberapa
aliran dalam islam seperti Qodariyah, As-Sya’riyah, Mu’tazillah.
Melalui orang-orang kreatif seperti
Al-Kindy, Al-Rozy, Al-Faraby, Ibnu Sina, Al-Ghozali,
Ibnu Khaldun, Ibnu Thufair, Dll. Pengetahuan islam telah melakukan investigasi
dalam ilmu kedokteran, teknologi, matematika, geografi dan bahkan sejarah.
B.
Pendidikan Islam Dalam Periode Pertengahan
(1250-1800 M)
Islam pada priode
pertengahan dapat di bagi menjadi dua, yaitu :
a.
Zaman Kemunduran.
b.
Zaman Tiga Kerajaan Besar.
a. Zaman kemunduran.
Zaman ini berlangsung sekitan 250
tahun. Kemuduran ini di awali dengan hancurnya Baghdad oleh Hulaqohan. Dia
membunuh semua keluarga kholifah, tetapi untunglah salah seorang anak kholifah
abbasiyah bisa melarikan diri ke masir, lalu dia diangkat oleh sultan Mamluk
menjadi kholifah yang berkedudukan di kota Kairo.
Dengan demikian ibu kota alam islam
berpindh ke Kairo, Mesir, begitu juga pusat pendidikan pengajaran ke kairo, ke
Al-Jami’ Al-Azhar, system pengajaran saat itu ialah dengan menghafal
matan-matan seperti matan Alfiyah, Matan Taqrib dan lain-lain, kemudian barulah
mereka menghafal syarahnya.
b. Zaman tiga kerajaan besar
Tiga kerajaan besar yang dimaksudkan
adalah kerajaan Usmani di Turki (1290-1924 M), kerajaan safawi di Persia
(1501-1736 M), dan kerajaan Maghon di india (1526-1858).
Pada masa kejaan Usmani pendidikan
mengalami kemunduran. Kali ini di karenakan banyak ulama’ dan guru-guru yang
hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmu agama dan bahasa arab, serta sedikit
mempelajari ilmu berhitung dan ilmu miqat. Mereka tidak terpengaruh oleh
pergerakan ilmiah di eropa. Demikianlah keadaan pendidikan pada masa kerajaan
Usman sampai jatuhnya sultan yang terakhir.
C.
Priode Modern (1800 M- Sampai Sekarang)
Priode
ini merupakan zaman kebangkitan islam. Ekspedisi Napoleon di mesir yang
berakhir pada tahun 1801 M, membuka mata
dunia islam, akan kemunduran umat islam di samping kemajuan barat, raja dan
pemuka-pemuka islam mulai berfikir utntuk mengembalikan balance of power yang
telah pincang dan membahayakan islam. [4]
Kontak
islam dengan barat sekarang berlainan sekali dengan kontak islam dengan barat
periode klasik. Pada waktu itu islam sedang menaik dan barat sedang dalam
kegelapan. Sekarang sebaliknya islam sedang dalam kegelapan dan barat sedang
menaik. Kini islam yang ingin belajar dari barat. Dengan demikian timbullah apa
yang disebut pemikiran dan aliran
pembaharuan atau modernisasi dalam islam. pemuka – pemuka islam
mengeluarkan pemikiran – pemikiran bagaimana caranya membuat umat islam maju
kembali sebagaimana yang terjadi pada periode klasik. Usaha – usaha kearah itu
pun mulai dijalankan dalam kalangan umat islam. Akan tetapi dalam hal itu barat
juga bertambah maju.
Ide
– ide yang diperkenalkan Naopleon di Mesir adalah
a.
system Negara republik yang kepala
negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu
b.
persamaan (egalite)
c.
kebangsaan (nation)
raja
dan para pemuka islam mulai berfikir dan mencari jalan keluar untuk
mengembalikan balance of power yang
telah membahayakan umat islam. Timbullah gerakan pembaharuan yang dilakukan
diberbagai Negara, terutama turki ustmani dan mesir. Para pembaharu di turki
melahirkan berbagai aliran pembaharuan : ustmani muda yang dipelopori oleh Ziya
Pasya ( 1825 – 1880 ) dan Namik Kemal (1840-1888), turki muda yang dimotori
oleh Ahmed Reza (1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912) dan Sabahudin
(1877-1948). Disamping itu ada juga aliran pembaharu lain yaitu aliran barat
yang dimotori oleh Tewfik Fikret (1867-1951) dan Abdullah Jewdat (1869-1932),
aliran islam yang dimotori oleh Mehmed Aktif (1870-1936) dan aliran – aliran
nasionalis yang dimotori oleh Zia Gokalp (1875-1924).
Dimesir
pembaharuan digagas dan dilakukan oleh para pembaharu diantaranya Rifa’ah
Badawi Rafi’ Ath-Thahthawi (1801-1873) yang menjadi redaktur surat kabat
Al-Waqa’I Al-Mishriyyah, Jamaludin Al-Afgani (1839-1897), Muhammad Abduh
(1849-1905) dan Rasyid Ridha (1865-1935). Gagasan mereka juga dipelajari oleh
ulama Indonesia yang sempat menuntut ilmu dimesir.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
Harun.1985.Islam Di Tinjau Dari Beberapa
Aspeknya. Jakarta : Universitas Indonesia (UI- Press).
Supriyadi Dedi.2008.Sejarah Peradabab Islam.Bandung:Pustaka
Setia.
[1]
https://newkhairilyulian.wordpress.com/2010/08/26/periodisasi-sejarah-pendidikan-islam/
[2] Harun Nasution.1985.Islam
Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya.Jakarta:Universitas Indonesia (UI-Press).
[3]
http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/periodesasi-sejarah-pendidikan-islam.html
[4]
Dedi Supriyadi. 2008.Sejarah Peradabab Islam.Bandung:Pustaka
Setia. Hlm 45.