Rabu, 01 April 2015 2 komentar

PERIODESASI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM



Pendidikan mempunyai sejarah yang sangat panjang. Dan mungkin yang terpanjang dalam kehidupan anak manusia. Tiada satu zamanpun yang luput dari pendidikan, dalam arti mencari ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Ini akan berlanjut sampai akhir dari kehidupan alam semesta ini. Kalau ditarik mundur, kita akan dapatkan bahwa pendidikan telah mulai berproses semenjak Allah Swt. menciptakan manusia pertama “Adam” di surga dimana Allah telah mengajarkan kepada beliau semua nama-nama yang oleh para Malaikat belum dikenal sama sekali.
Dalam tinjauan historik, sejarah pendidikan Islam dimulai bersamaan dengan awal berkembangnya sejarah Islam, yaitu sejak masa Rasulullah Saw. Dalam perjalanan panjang sejarah Islam, pendidikan Islam juga mengalami berbagai dinamika pluktuatif seiring dengan pluktuasi sejarah Islam sendiri.[1] Dinamika sejarah Islam tersebut telah banyak diperiodisasikan oleh para pakar, diantaranya Prof. Dr. Harun Nasution yang membagi sejarah islam dalam tiga periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi lima masa, yaitu:
1.      Periode pembinaan pendidikan islam, yang berlangsung pada zaman nabi Muhammad Saw (571-632 M)
2.      Periode pertumbuhan pendidikan islam, Masa khalifah yang empat (khulafaur rasyidin: Abu bakar, Umar, Usman dan Ali di Madinah (632-661M).
3.      Periode kejayaan pendidikan islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu aqliyah dan timbulnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan islam. di Damsyik (661-750 M).
4.      Periode kemunduran pendidikan islam, yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai jatuhnya Mesir ketangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi kebudayaan islam dan berpindah pusat pengembangan kebudayaan ke dunia barat (750-1250M).
5.      Periode pembaharuan pendidikan islam, yang berlangsung sejak penduduk Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditandai dengan gejala kebangkitan kembali umat dan kebudayaan islam. Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di Bagdad tahun 1250 M sampai sekarang.
















BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam,oleh karena itu periodesasi sejarah pendidikan islam terdapat dalam periode-periode sejarah islam itu senderi. secara garis besar Harun Nasution membagi sejarah islam kedalam tiga priode,Yaitu : priode klsik, pertengahan dan modern Kemudian perinciannya dapat di bagi menjadi 5 masa,Yaitu :[2]
1.      Masa hidupnya nabi Muhammad SAW (571-632 M)
2.      Masa kholifah yang empat (Khulafaur Rosyidin,Abu Bakar Uamar, Utsman,Ali :632-661 M)
3.      Masa kekuasaan Umayah di damaskus (661-750 M)
4.      Masa kekuasaan Abbasiyah di Baghdad (750-1250 M)
5.      Masa jatuhnya kekuasaan kholifah di Baghdad tahun 1250 M sampai sekarang.
A.    Pendidikan islam dalam periode klasik (650-1250 M)[3]
1.      Pendidikan islam dimasa Nabi Muhammad SAW (571-632 M)
Sejak nabi Muhammad SAW di angkat menjadi rosul sebagai tanda datangnya islam sampai sekarang telah berjalan selitar 14 abad lamanya. Harun Nasution membagi sejarah islam berjalan sekitar 14 abad lamanya dalam tiga priode.
a.       Priode klasik antara tahun 650-1250 M
b.      Priode pertengahan antara tahun 1250-1800 M.
c.       Priode modern di mulai sejak tahun 1800 M.
Pendidikan islam mempunyai sejarah yang panjang di mulai sejak priode klasik. Pendidikan islam pada masa nabi Muhammad SAW merupakan prototip (Sifat atau model pertama) yang terus menerus di kembangkan ummat islam untuk kepentingan pendidikan pada zamannya. Nabi Muhammad SAW melakukan pendidikan islam setelah mendapatkan perintah (wahyu) dari Allah SWT sebagaimna termaktub di surat Al-Muddastir ayat 1-7, menyeru yang berarti mengajak, Dan mengajak berarti mendidik, Dan dari wahyu yang mula-mula turun itu dapat di ambil kesimpulan, Bahwa pendidikan dalam islam dapat di bagi menjadi empat macam :
a.       Pendidikan keagamaan.
b.      Pendidikan aqliyah dan ilmiyyah.
c.       Pendidikan akhlak dan budi pekerti.
d.      Pendidikan jasmani.
Pada masa ini pendidikan islam di artikan pembudayaan ajaran islam yaitu memasukkan ajaran-ajaran islam dan menjadikan sebagai unsur budaya bangsa arab dan menyatu kedalamnya, dengan pembudayaan ajaran islam kedalam sistem dan lingkungan budaya bangsa arab tersebut, Maka terbentuklah system budaya islam dalam lingkungan budaya bangsa arab.
2.      Pendidikan Islam Di Masa Khulafaur Risyidin (632-661 M)
Setelah Rosulullah wafat, peradaban islam memberi contoh bagaimana cara mengendalikan Negara dengan bijaksana dalam politik yang mengandung hikmah Berfikir, Berhak, Berprilaku yang berbau kelincahan dan kelicikan.
Setelah Rosulullah wafat pemerintahan islam di pegang secara bergantian oleh abu bakar, Ummar Bin khatab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Tholib, Pada masa Abu Bakar, Padaal pemerintahan di guncang oleh para pemberontak dari orang murtad, Orang-orang yang mengaku Nabi. Dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat, oleh sebab itu Abu Bakar memusatkan perhatian untuk memerangi pemberontakan-pemberontakan tersebut yang mana dapat mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari islam.
Pada masa kholifah Ummar Bin Khattab, situasi politik dalam keadaan stabil dan untuk pendidikan, Ummar mengangkat guru-guru untuk bertugas memajukan isi Al-Qur’an dan ajaran islam kepada penduduk yang baru masuk islam, Ummar juga memerintahkan panglima untuk membangun masjid –masjid sebagai tempat ibadah sekaligus sebagai tempat belajar.
Pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa arab dengan itu orang-orang yang baru masuk islam dari daerah atau wilayah yang lainya harus belajar Bahasa Arab, Jika mereka ingin belajar dan mendalami pelajaran islam.
Pada masa kholifah Utsman Bin Affan kedudukan peradaban islam dan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. para shabat di perbolehkan meninggalkan madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang di miliki. Proses pendidikan islam pada masa ini sebagian besar memang di warnai oleh pengajaran/pembudayan dan sunnah ke dalam lingkungan budaya bangsa –bangsa secara luas pula. Begitu pula dalam pendidikan islam tidak jauh berbeda di masa nabi Muhammad yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajran-ajaran islam oleh perhatian ummat islam terhadap perluasan wilayah islam dan terjadi pergelokan politik, Khususnya di masa Ali bin abi Tholib.
3.       Pendidikan islam di masa Muawiyyah,Abbasiyah dan kekholifahan selanjutnya (661-1250 M)
Dengan berakhirnya masa Khulafaur Rosyidin mulailah kekuasaan bani Umayyah. Adapun kemajuan pendidikan dan peradaban Abasiyyah mencapai kemajuan terutama pada kholifah Al-Mahdi (775-785 M) dan puncak kejayaan terutama pada masa kholifah Al-Mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintah Harun Al-Rosyid (785-809 M) dan di teruskan putranya Al-Makmun(813-833 M).
Pada masa Muawiyyah ini (dinasti bani umayyah) Abdul Malik merubah administrasi dan bahasa yunani dan bahasa pahlawan ke bahasa arab. Pada masa tahun 659 M beliau juga merubah mata uang bizaintum dan Persia seperti dinar dan dirham dengan memakai kata-kata dan tulisan arab dinar dibuat daru emas dan dirham dari perak dan di zaman inilah di mulai adanya ilmu tafsir, Hadist, Feqih, dan ilmu kalam, Yang menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan ilmiah ini adalah kuffah dan basroh di Iraq.
Diantara monument terbaik yang di tinggalkan zaman ini untuk generasi-generasi selanjutnya adalah kbah Al-Sakhr (dome of the rock) juga di al quds,Masjid cardova juga di zaman inilah di bangun dan pada tahun 750 M kekuasaan mereka menurun sehingga akhirnya di patahkan oleh bani abbas.
Dimasa bani Abbas inilah ilmu pengetahuan dan filsafat yunani memuncak terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun. buku tersebut didatangkan dari Bizantium, yang kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Arab, kegiatan ini berlangsung kira-kira satu abad. Adapun Bait Al-Hikmah adalah merupakan tempat pusat penterjemah dan juga akademi yang mempunyai perpustakaan yang didirikan oleh Al-Ma’mun.
Dimasa ini pulalah buat pertama kalinya dalam sejarah terjadi kontak antara islam dengan kebudayaan barat/ yunani klasik yang terdapat di mesir, Syiria, Mesopotamia dan Persia. Sebagaimana yang di tekungkan dalam ayat-ayat al-qur’an yang dimana menganjurkan umat islam supaya menghargai kekuatan akal yang dianugrahkan allah pada manusia. Dan dari nabi Muhammad SAW supaya umat islam senantiasa mencari ilmu pengetahuan, Maka kontak dengan kebudayaan barat itu membawa asa yang gilang-gemilang bagi islam.
Adapun perguruan tinggi yang di dirikan di zaman ini di antaranya adalah Al-Hikmah di Baghdad dan Al-Azhar Kairo, yang hingga kini masi harum namanya sebagai Universitas Islam yang tertinggi di seluruh dunia.
Al-Ma’mun adalah Kholifah yang banyak jasanya dalam penerjemahan. Ilmuan muslim ini membaca karya yunani sebagai motivasi untuk menggunakan logika dalam membahas ajaran islam dan mengembangkan serta menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan yang baru. Untuk dialektika (cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan) dari Socrates, idealism ploto dan logika Aristoteles tersebut termasuk berpengaruh terhadap beberapa aliran dalam islam seperti Qodariyah, As-Sya’riyah, Mu’tazillah.
Melalui orang-orang kreatif seperti Al-Kindy, Al-Rozy, Al-Faraby, Ibnu Sina, Al-Ghozali, Ibnu Khaldun, Ibnu Thufair, Dll. Pengetahuan islam telah melakukan investigasi dalam ilmu kedokteran, teknologi, matematika, geografi dan bahkan sejarah.
B.      Pendidikan Islam Dalam Periode Pertengahan (1250-1800 M)
 Islam pada priode pertengahan dapat di bagi menjadi dua, yaitu :
a.       Zaman Kemunduran.
b.      Zaman Tiga Kerajaan Besar.
a. Zaman kemunduran.
Zaman ini berlangsung sekitan 250 tahun. Kemuduran ini di awali dengan hancurnya Baghdad oleh Hulaqohan. Dia membunuh semua keluarga kholifah, tetapi untunglah salah seorang anak kholifah abbasiyah bisa melarikan diri ke masir, lalu dia diangkat oleh sultan Mamluk menjadi kholifah yang berkedudukan di kota Kairo.
Dengan demikian ibu kota alam islam berpindh ke Kairo, Mesir, begitu juga pusat pendidikan pengajaran ke kairo, ke Al-Jami’ Al-Azhar, system pengajaran saat itu ialah dengan menghafal matan-matan seperti matan Alfiyah, Matan Taqrib dan lain-lain, kemudian barulah mereka menghafal syarahnya.
b. Zaman tiga kerajaan besar
Tiga kerajaan besar yang dimaksudkan adalah kerajaan Usmani di Turki (1290-1924 M), kerajaan safawi di Persia (1501-1736 M), dan kerajaan Maghon di india (1526-1858).
Pada masa kejaan Usmani pendidikan mengalami kemunduran. Kali ini di karenakan banyak ulama’ dan guru-guru yang hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmu agama dan bahasa arab, serta sedikit mempelajari ilmu berhitung dan ilmu miqat. Mereka tidak terpengaruh oleh pergerakan ilmiah di eropa. Demikianlah keadaan pendidikan pada masa kerajaan Usman sampai jatuhnya sultan yang terakhir.

C.      Priode Modern (1800 M- Sampai Sekarang)
Priode ini merupakan zaman kebangkitan islam. Ekspedisi Napoleon di mesir yang berakhir pada tahun 1801 M,  membuka mata dunia islam, akan kemunduran umat islam di samping kemajuan barat, raja dan pemuka-pemuka islam mulai berfikir utntuk mengembalikan balance of power yang telah pincang dan membahayakan islam. [4]
Kontak islam dengan barat sekarang berlainan sekali dengan kontak islam dengan barat periode klasik. Pada waktu itu islam sedang menaik dan barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya islam sedang dalam kegelapan dan barat sedang menaik. Kini islam yang ingin belajar dari barat. Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam islam. pemuka – pemuka islam mengeluarkan pemikiran – pemikiran bagaimana caranya membuat umat islam maju kembali sebagaimana yang terjadi pada periode klasik. Usaha – usaha kearah itu pun mulai dijalankan dalam kalangan umat islam. Akan tetapi dalam hal itu barat juga bertambah maju.
Ide – ide yang diperkenalkan Naopleon di Mesir adalah
a.       system Negara republik yang kepala negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu
b.      persamaan (egalite)
c.       kebangsaan (nation)
raja dan para pemuka islam mulai berfikir dan mencari jalan keluar untuk mengembalikan balance of power  yang telah membahayakan umat islam. Timbullah gerakan pembaharuan yang dilakukan diberbagai Negara, terutama turki ustmani dan mesir. Para pembaharu di turki melahirkan berbagai aliran pembaharuan : ustmani muda yang dipelopori oleh Ziya Pasya ( 1825 – 1880 ) dan Namik Kemal (1840-1888), turki muda yang dimotori oleh Ahmed Reza (1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912) dan Sabahudin (1877-1948). Disamping itu ada juga aliran pembaharu lain yaitu aliran barat yang dimotori oleh Tewfik Fikret (1867-1951) dan Abdullah Jewdat (1869-1932), aliran islam yang dimotori oleh Mehmed Aktif (1870-1936) dan aliran – aliran nasionalis yang dimotori oleh Zia Gokalp (1875-1924).
Dimesir pembaharuan digagas dan dilakukan oleh para pembaharu diantaranya Rifa’ah Badawi Rafi’ Ath-Thahthawi (1801-1873) yang menjadi redaktur surat kabat Al-Waqa’I Al-Mishriyyah, Jamaludin Al-Afgani (1839-1897), Muhammad Abduh (1849-1905) dan Rasyid Ridha (1865-1935). Gagasan mereka juga dipelajari oleh ulama Indonesia yang sempat menuntut ilmu dimesir.














DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun.1985.Islam Di Tinjau Dari Beberapa Aspeknya. Jakarta : Universitas Indonesia (UI- Press).
Supriyadi Dedi.2008.Sejarah Peradabab Islam.Bandung:Pustaka Setia.



[1] https://newkhairilyulian.wordpress.com/2010/08/26/periodisasi-sejarah-pendidikan-islam/
[2] Harun Nasution.1985.Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya.Jakarta:Universitas Indonesia (UI-Press).
[3] http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/periodesasi-sejarah-pendidikan-islam.html
[4] Dedi Supriyadi. 2008.Sejarah Peradabab Islam.Bandung:Pustaka Setia. Hlm 45.

 
;